TheViralz - Dalam Islam, perintah memelihara jenggot sudah disebutkan dalam beberapa nash Hadits shahih. Harap dicatat bahwa perintahnya adalah “memelihara” bukan hanya sekadar “memanjangkan” dan kemudian menjadi tidak terawat.
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
“Beliau Shalallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk memotong pendek kumis dan membiarkan (memelihara) jenggot.” [HR. Muslim]
Lebih dari 1400 tahun kemudian setelah turunnya perintah itu, ada penelitian baru mengenai jenggot yang dilakukan peneliti dari New Mexico.
John Golobic dari Quest Diagnostics menyatakan bahwa bahwa beberapa sampel jenggot pria memiliki sejumlah bakteri sama atau lebih dari toilet; “Bakteri-bakteri ini setipe dengan apa yang biasanya Anda temukan pada feses,” kata Golobic.
Pada tahun 2014, sekelompok peneliti menemukan fakta jika para petugas kesehatan tanpa jenggot panjang lebih mungkin "dihuni" koloni bakteri Staphylococcus aureus dan beberapa bakteri kebal antibiotik metisilin/penisilin.
Walau secara umum tak jauh berbeda, tapi koloni bakteri tertentu ditemukan lebih rendah pada orang berjenggot lebat daripada yang tidak.
Tapi tunggu dulu.. Golobic juga menyatakan hal lain. Ternyata, menurut Golobic, tak semua bakteri yang ditemukan berbahaya bagi kesehatan.
Program eksperimen dari BBC ‘Trust Me I’m a Doctor’ menggali lebih jauh dan menemukan sejumlah bakteri baik yang ternyata bisa jadi sumber antibiotik.
Bekerja sama dengan University College London, sebanyak 100 jenis bakteri yang kerap ditemukan dalam sampel berewok dan janggut pria dikultivasi oleh ahli biologi mikro Dr Adam Roberts.
Dalam beberapa cawan petri itu terlihat ada mikroba yang membunuh bakteri-bakteri lainnya.
Selama ini, mikroba selalu dipandang sebagai musuh, tetapi nyatanya pandangan tersebut tak sepenuhnya benar. Bahkan pada level mikro bakteri dan fungi menghabiskan waktunya berkompetisi satu sama lain untuk makanan, sumber daya, dan ruang.
Bakteri-bakteri pembunuh ini yang kemudian dikembangkan oleh ilmuwan untuk menjadi antibiotik. Jadi, ketika ada bakteri di jenggot membunuh bakteri lainnya, apakah ini artinya ia bisa jadi antibiotik..?!
“Ya. Bisa jadi,” kata Dr Roberts seperti dikutip dari BBC.
Hal ini menguntungkan manusia karena bisa membunuh (atau mengurangi populasi) jenis patogen, bahkan bisa membuat seseorang berjenggot tampak lebih resisten dari bakteri patogen.
Bakteri pembunuh pada sampel yang dikembangkan oleh Dr Robert teridentifikasi bernama Staphylococcus epidermidis. Saat bakteri ini dites untuk melawan bakteri lainnya seperti E.coli yang terkenal kebal obat, mereka terlihat mampu untuk melawan.
Menurut Central Beauty, jika memang benar bisa mengalahkan E.coli, bisa jadi maka pria-pria yang memelihara jenggot tidak lagi dipandang sebagai orang yang kurang rapi, namun juga peduli soal kesehatan karena mempunyai suatu bakteri dalam jenggot maupun brewoknya yang bisa membunuh E.Coli.
Terlepas apapun klaim penelitian dunia modern, berjenggot adalah Sunnah Rasul bagi umat Islam dan menegaskannya sebagai identitas spiritual.
Dalam Hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
Nah, bagaimana..?! Sudah dibuktikan secara ilimiah, masih enggan memelihara jenggot..?! Semoga informasi ini bermanfaat. BAGIKANLAH informasi mengenai Keutamaan Jenggot ini. Selain mendapatkan Pahala, juga mendapatkan kesehatan melalui antibiotik alami pada jenggot Kita.
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
“Beliau Shalallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk memotong pendek kumis dan membiarkan (memelihara) jenggot.” [HR. Muslim]
Lebih dari 1400 tahun kemudian setelah turunnya perintah itu, ada penelitian baru mengenai jenggot yang dilakukan peneliti dari New Mexico.
John Golobic dari Quest Diagnostics menyatakan bahwa bahwa beberapa sampel jenggot pria memiliki sejumlah bakteri sama atau lebih dari toilet; “Bakteri-bakteri ini setipe dengan apa yang biasanya Anda temukan pada feses,” kata Golobic.
Pada tahun 2014, sekelompok peneliti menemukan fakta jika para petugas kesehatan tanpa jenggot panjang lebih mungkin "dihuni" koloni bakteri Staphylococcus aureus dan beberapa bakteri kebal antibiotik metisilin/penisilin.
Walau secara umum tak jauh berbeda, tapi koloni bakteri tertentu ditemukan lebih rendah pada orang berjenggot lebat daripada yang tidak.
Tapi tunggu dulu.. Golobic juga menyatakan hal lain. Ternyata, menurut Golobic, tak semua bakteri yang ditemukan berbahaya bagi kesehatan.
Program eksperimen dari BBC ‘Trust Me I’m a Doctor’ menggali lebih jauh dan menemukan sejumlah bakteri baik yang ternyata bisa jadi sumber antibiotik.
Bekerja sama dengan University College London, sebanyak 100 jenis bakteri yang kerap ditemukan dalam sampel berewok dan janggut pria dikultivasi oleh ahli biologi mikro Dr Adam Roberts.
Dalam beberapa cawan petri itu terlihat ada mikroba yang membunuh bakteri-bakteri lainnya.
Selama ini, mikroba selalu dipandang sebagai musuh, tetapi nyatanya pandangan tersebut tak sepenuhnya benar. Bahkan pada level mikro bakteri dan fungi menghabiskan waktunya berkompetisi satu sama lain untuk makanan, sumber daya, dan ruang.
Bakteri-bakteri pembunuh ini yang kemudian dikembangkan oleh ilmuwan untuk menjadi antibiotik. Jadi, ketika ada bakteri di jenggot membunuh bakteri lainnya, apakah ini artinya ia bisa jadi antibiotik..?!
“Ya. Bisa jadi,” kata Dr Roberts seperti dikutip dari BBC.
Hal ini menguntungkan manusia karena bisa membunuh (atau mengurangi populasi) jenis patogen, bahkan bisa membuat seseorang berjenggot tampak lebih resisten dari bakteri patogen.
Bakteri pembunuh pada sampel yang dikembangkan oleh Dr Robert teridentifikasi bernama Staphylococcus epidermidis. Saat bakteri ini dites untuk melawan bakteri lainnya seperti E.coli yang terkenal kebal obat, mereka terlihat mampu untuk melawan.
Menurut Central Beauty, jika memang benar bisa mengalahkan E.coli, bisa jadi maka pria-pria yang memelihara jenggot tidak lagi dipandang sebagai orang yang kurang rapi, namun juga peduli soal kesehatan karena mempunyai suatu bakteri dalam jenggot maupun brewoknya yang bisa membunuh E.Coli.
Terlepas apapun klaim penelitian dunia modern, berjenggot adalah Sunnah Rasul bagi umat Islam dan menegaskannya sebagai identitas spiritual.
Dalam Hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ وَفِّرُوا اللِّحَى وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ إِذَا حَجَّ أَوْ اعْتَمَرَ قَبَضَ عَلَى لِحْيَتِهِ فَمَا فَضَلَ أَخَذَه صحيح البخاري، 5442)MuslimNetizen.com
"Tampillah kalian berbeda dengan orang-orang musyrik, peliharalah jenggot dan cukurlah kumis. Dan ketika Ibn Umar melaksanakan haji atau umrah, beliau memegang jenggotnya, dan ia pun memotong bagian yang melebihi genggamannya." [Shahih al-Bukhari, 5442]
Nah, bagaimana..?! Sudah dibuktikan secara ilimiah, masih enggan memelihara jenggot..?! Semoga informasi ini bermanfaat. BAGIKANLAH informasi mengenai Keutamaan Jenggot ini. Selain mendapatkan Pahala, juga mendapatkan kesehatan melalui antibiotik alami pada jenggot Kita.
Sumber : MuslimNetizen.com
MasyaALLAH.. JENGGOT, Menurut Penelitian Adalah Sarang ANTI-BIOTIK Alami...!!
4/
5
Oleh
Unknown
