TheViralz - Tujuh tahun sudah kami menikah, kami saling kenal saat masih kuliah. Belakangan saat reuni, dimana karena kami masih berstatus single, kami pun bertukar nomor kontak masing-masing. Setelah satu dua tahun berpacaran, kami pun menikah dan memiliki anak.
Selama tujuh tahun itu, suamiku yang seorang pegawai biasa di sebuah perusahaan swasta, akhirnya naik jabatan menjadi manajer wilayah. Kondisi ekonomi keluarga semakin membaik dari hari ke hari. Tapi tak disangka, enam bulan yang lalu, ibu mertua saya tiba-tiba jatuh sakit dan meninggal.
Awalnya, kedua mertuaku tinggal di desa. Sejak ibu mertua meninggal, kaki ayah cedera, meski kemudian sembuh! Tapi, suami tidak tenang ayahnya atau ayah mertuaku itu tinggal sendirian di desa, kemudian menjemput ayahnya tinggal bersama kami.
Sejak hari pertama ayah mertua tinggal bersama kami, aku sudah menunjukkan sikap tidak suka padanya. Karena ketika baru pertama kali menginjakkan kakinya di rumah, dia tidak bisa menjaga kebersihan! Dan aku langsung gregretan melihat kuku ayah mertua yang selalu tampak kotor!
Tapi aku tidak berani mengatakan hal itu pada suami, dan entah bagaimana aku harus menyinggung hal itu dengan ayah mertua. Karena aku harus berangkat kerja setiap pagi, dimana ketika ayah mertua sudah tinggal beberapa hari bersama kami, dia pun tahu kalau aku dan suami sibuk.
Jadi, saat kami masih tidur, ia selalu sibuk setiap pagi di dapur menyiapkan masakan untuk kami. Tapi entah kenapa, perutku langsung mual begitu melihat tangan ayah mertua yang kotor! Biasanya aku langsung mengajak anakku keluar, dan sarapan bersama di luar.
Begitulah sikapku yang dingin pada ayah mertuaku. Kurang lebih setengah bulan sudah ayah mertua tinggal bersama kami. Suatu sore, ketika aku menjemput anakku pulang, aku melihat ayah mertua sedang mencuci pakaian.
Namun, saat aku melihat pakaian dalam warna putih dan kaus kaki suami yang kotor semuanya dimasukkan ke dalam satu tempat cucian, aku pun tak tahan lagi, dan bertengkar hebat dengan ayah mertua!
Ketika itu, ayah mertua bersikeras bahwa ia selalu mencuci pakaian seperti itu. Mendengar kata-katanya, dan karena terlampau emosi, tiba-tiba saja bibirku lepas kendali dan berkata dengan nada-nada kasar padanya.
Keesokan harinya, ketika aku pulang kerja, aku melihat ayah mertua sedang merapikan barang-barangnya. Secara samar-samar aku tahu apa maksudnya.
“Mungkin ayah mertua marah karena ucapanku yang kasar kemarin, dan ingin pergi dari rumah,” gumamku dalam hati.
Tapi aku hanya bisa diam saja dan tak banyak tanya, bahkan aku tidak menceritakan hal itu pada suami. Karena aku sedang cuti, suatu hari saat suami berangkat kerja, sepanjang hari itu aku istirahat di rumah. Setelah suami berangkat ke kantor, ayah mertua mengetuk pintu kamarku.
Meski aku ingin mengabaikannya, tapi bagaimanapun ia adalah ayah mertuaku. Akhirnya aku pun membuka pintu, dan melihat tangannya memegang sebuah tas usang. Kemudian ia memberikan tas itu padaku, katanya mau dikasihkan pada anakku, cucunya! Ayah mertua bilang itu adalah tas yang sengaja dibelinya untuk anakku.
Melihat tas itu tampak jelek dan usang, aku pun bilang padanya, tasnya sudah terlalu banyak, tidak usah!
Tapi ayah mertua hanya bilang, tasnya dia taruh di ruang tamu, dan ada barang di dalamnya, yang sengaja dia siapkan untuk aku dan suami. Aku hanya diam saja dan tidak banyak pikir saat itu. Setelah itu, aku tahu ayah mertua akan pergi, dan aku pun tidak berusaha mencegahnya.
Sorenya aku menjemput anakku pulang sekolah, ketika ia melihat sebuah tas baru, ia pun segera mengambil tas itu dan membukanya. Saat itu aku tertegun melihat isi di dalamnya, dan seketika berjongkok sambil menangis terisak!
Tak disangka ayah mertua tidak mempersoalkan sedikit pun sikapku yang kasar padanya, bahkan meninggalkan sejumlah uang! Saat itu, aku hitung sejenak, ada sekitar Rp. 313,6 juta. Malamnya, ketika suami pulang, aku pun menceritakan hal itu. Suamiku terdiam cukup lama setelah mendengar ceritaku.
Kemudian, dia bilang barusan menelepon ayahnya atau ayah mertuaku, itu adalah tabungannya dari hasil hidup hemat. Hatiku semakin tertekan dan sedih setelah mendengar kata-kata itu, suamiku merasa ayahnya pergi karena aku!
Sebenarnya aku juga ingin sekali menjemput ayah mertua untuk kembali tinggal bersama kami lagi, tapi perasaanku campur aduk tidak menentu. Aku takut terjadi pertengkaran lagi dengan ayah mertua. Jadi aku harus bagaimana baiknya?
Sebenarnya semua itu hanya karena kebiasaan ayah mertua dengan menantu yang tidak sama, sehingga terjadi pertengkaran. Tapi jika masing-masing pihak bisa sedikit mengalah, mungkin pertengkaran itu bisa dihindari, dan bagaimanapun kunci kebahagiaan keluarga itu tergantung pada keharmonisan antar segenap keluarga.
Dan bagaimana menjaga keharmonisan itu tergantung pada individu masing-masing. Manusia tidak ada yang sempurna. (jhony/rp)
Sumber : Beautieslife | Erabaru.net
Tak Tahan Dengan Sifat Dingin Menantunya, Akhirnya Ia Minggat Dari Rumah Anaknya. Sebelum Pergi Ia Meninnggalkan Sesuatu yang Mengejutkan!!
4/
5
Oleh
Unknown